balita membaca? 17.31

Sekarang ini sedang menjadi polemik tentang balita belajar membaca.
Bagaimana dengan pendapat anda? saya sedang mengumpulkan data untuk mengetahui lebih jauh tentang hal ini. Banyak sekali komentar yang saya baca di blog2 lain. Ada yang pro dan ada yang kontra. Yang kontra mengatakan akan terjadi kerusakan syaraf mata dan kerusakan fungsi otak karena organ mata dan otak batita belum siap untuk melihat tulisan (waduh syerem ya?) tetapi yang pro mengatakan bahwa sudah terbukti tentang adanya periode emas anak, dimana usia 0-3 tahun otak anak sedang berkembang seperti lompatan. Otak anak di usia emas ini bisa menyerap informasi apapun betapapun banyaknya dengan kecepatan yang mengagumkan. Ibarat spons, sehingga perlu di berikan stimulus yang baik untuk mereka, karena jika tidak maka sia-sialah periode yang hanya terjadi satu kali dalam kehidupan anak kita ini. Nah termasuk membaca. Sehingga banyak testimoni orang tua yang mempraktekkan metode belajar membaca untuk balita menceritakan putra putrinya sudah bisa baca pada usia yang sangat awal, sekitar 2-4 tahun.

Beberapa waktu lalu saya mengikuti reuni SMA 8 jogja, almamater saya. Disana saya bertemu dengan kakak kelas saya mbak Novita Dewi Kurnia, sekarang dia kerja di Astra Jakarta. Dia cerita tentang anaknya yang juga sudah bisa baca pada usia 3,5 tahun Dia ternyata menerapkan Flash Card dari Glenn Domann pada saat anaknya usia 2 tahun. Dan pada anak keduanya sudah di mulai usia 3 bulan.

Sebenarnya apa pentingnya ya menjadikan anak bisa baca di usia awal? masih perlu banyak surfing kayaknya. Tetapi kemaren saya baca di salah satu blog, seorang profesor dari jakarta mengatakan kalo yang benar malah belajar baca pada saat usia 7 tahun! Nah lho... bingung kan? padahal menurut yang saya baca juga, untuk tes masuk SD saja anak-anak dituntut untuk bisa baca sekarang. Saya juga mendengar cerita tetangga saya, katanya anak TK sekarang dah belajar membaca dan bahkan punya PR akayak anak SD gitu.

Soal belajar membaca tidak lepas dari metode Glenn Doman, saya mendengar soal metode ini memang sudah agak lama, sejak anak saya bayi. Tetapi baru tahu lebih jauh sejak Frishian Flag mempublikasikannnya. Dan saya jadi rajin mengumpulkannya. Cuma saya gak begitu rajin dan telaten, padahal saya juga di buatkan oleh adik saya , di laminating pula. Malah anak saya yang selalu minta untuk diajarkan. Bila dia melihat kartu2 itu dia langsung ambil dan bilang Baca ma...baru deh saya bacain. Trus anak saya walaupun tidak khusus diajarkan membaca, dia senang sekali dengan buku. Buku apapun yang bisa dia pegang dia selalu minta di bacakan. kalau tidak, dia akan baca sendiri dengan imaginasi dia menerjemahkan gambar2 yang ada. Padahal saya tidak memberi perlakuan khusus pada anak saya. dan dia pantang liat bolpen atau pensil, langsung nulis. dan dia selalu minta dituliskan namanya, tulisan mama dan ayah, sehingga di usia sekarang 2,5 tahun dia sudah mengenal tulisan namanya, bahkan di komputer dia paling suka game yang mengharuskan menulis namanya dan dia akan mengetik sendiri namanya. walaupun belum rapi tapi huruf yang dia tulis di kertas sudah berbentuk Q i k dan a karena namanya QIKA. Dan setiap ada huruf Q seperti di Qur'an dia bilang itu hurufnya QIka.

Ya begitulah...jadi sebenarnya menurut saya memeng sudah menjadi fitrahnya anak-anak untuk belajar. tinggal kita mau memfasilitasinya atau tidak. Dan saya tidak pernah memaksakannya untuk belajar, tetapi malah dia terus yang minta untuk diajarin menulis dan membaca.

Segitu dulu sharing dari saya, semoga da juga yang menceritakan pengalamannya. Bagaimana dengan anak anda?

0 komentar:

Posting Komentar