Selamat tahun baru 1430 H dan 2009 05.33

Sudah terlewati lagi satu tahun...entah apakah ada makna yang sempat kuukir atau tidak.Mama ku makin tua, bahkan tahun ini beliau pensiun setelah mengabdi selama 33 tahun untuk mendidik putra-putri bangsa ini. Tapi apa yang telah kuperbuat untuk membuatnya banga? mungkin tidak ada... Dan ini yang membuatku paling sering menitik kan air mata..bahkan sampai terisak.

Semua ini kutulis dengan berani dan sepenuh hati karena tidak ada yang membaca tulisanku ini. Sehingga tidak ada seorangpun yang akan menilainya. Yang tahu hanya aku dan Allah yang Maha tau...Curhat bagi orang dewasa memang tidak semudah ABG yang tanpa beban. Teman untuk bicara mungkin sudah tidak ada, apalagi sahabat...bingkai pernikahan memang akhirnya akan mengkotak-kotakkan kehidupan masing-masing orang yang membuatnya sibuk di dalamnya tanpa sempat untuk melihat bingkai orang lain.

Yah, akhirnya, blog adalah pilihan yang paling tepat. Karena diary sudah agak kuno untuk seumurku...

Kemarin malam di kota kelahiranku diadakan sebuah acara ulang tahun radio. Namanya Radio Mustank. Mungkin tidak ada yang istimewa, seperti radio-radio lainnya. Tetapi yang membuatnya berbeda adlah karena di acara tersebut diselipi acara untuk mengenang papa ku. Kenapa beliau terus saja disebut-sebut, diceritakan, dikenang sedemikian rupa ? Padahal beliau telah meninggalkan semuanya sejak 1992 yang lalu. Akupun sudah tidak pernah menghitung lagi sudah berapa tahun itu..Tapi sampai sekarang, kalau aku pulang kampung ke tanah kelahiranku Manggar, Belitung Timur, maka setiap orang yang bertemu denganku pasti mengenalku. Bukan karena prestasiku tetapi karena akau anank OM Isak, begitu papa biasa di sapa. Atau mamang Isak...Nama beliau sebenarnya IZAAK UKTOLSEJA. Ah, betapa berartinya hidup beliau yang hanya 44 tahun itu. Bahkan setelah 16 tahun beliau berpulangpun masih diadakan acara mengenang beliau oleh sahabat-sahabatnya.

Air mataku saat ini terus mengucur, berkelebat berbagai kenangan dengan beliau. Tak sanggup aku tuk menuliskannya satu persatu. Hati terlalu lemah untuk mengingat seorang sosok yang amat kuat tertancap di hati para sahabatnya. Entah mengapa, hatiku mulai tergelitik untuk tahu alasan-alasan mereka untuk melakukan itu semua. Apakah karena murni untuk mengenag papa, atau sahabat-sahabat papa ini hanya dimanfaatkan untuk menjaring massa. Membangkitkan emosi mereka unuk kemudian berharap suara untuk menjadi wakil rakyat. Maklum sekarang sedang masa kampanye. Entah lah mungkin hanya suudzon saja. Tetapi lepas dari motivasi panitia pebyelenggara, respon masyarakat sangat positif dari cerita yang kudengar. Kami semua sebagi keluarga almarhum diminta datang. Tapi mama tidak hadir, aku di jogja aduk ku yang nomer 2 menolak untuk hadir karena punya alasan sendiri, sehingga hanya adikku yang bungsu, nenny yang berkesempatan hadir. Itupun hanya di pertengahan acara.

Katanya dia diminta untuk menerima potongan tumpeng sebagai penghormatan bagi papa sebagai pendiri Radio Mustank itu 39 tahun yang lalu. Dari cerita neni katanya diatas panggung, mereka semua memeluk neni sambil menangis. Semua menangis melihat neni di panggung. Entah kenapa? Mungkin karena wajah neni memang paling mirip dengan papa....

Aku mulai bertanya apa yang sebenarnya dilakukan papa selama hidupnya dulu sehingga begitu banyak orang yang merasa begitu dekat dengan beliau. Karena setiap aku ketemu dengan orang-orang yang mengenal papa, pasti mereka pasti langsung mengatakan bahwa mereka adalah teman dekat papa. Bayang kan itu terjadi setiap bertemu dengan orang yang mengaku teman papa. Aku dari dulu selalu berfikir berarti sahabat papa banyak banget atau karena setiap orang yanfg mengenal beliau merasa dekat dengan beliau.

Waktu beliau wafat, dibawa dengan pesawat dari Jakarta, di pesawat pun ada 2 jenazah. Kata mama, mungkin ini mencerminkan hidup beliau yang selalu berteman, sampai-sampai meninggalpun bersama teman.

Tidak banyak yang kuingat karena dari kelas 1 SD sampai kelas 4 SD aku sekolah di jogja, karena mama meneruskan kuliah. Sedang papa bolak balik jogja- belitung. dari kelas 5 SD aku melanjutkan di belitung lagi setelah mama lulus kuliah S1nya,sebelumnya hanya sarjana muda. baru 4 tahun aku menikmati hidup lengkap bersama kedua orang tuaku. Papa meninggal tepat pada saat aku kelas 2 SMP.

DI kebersamaan yang singkat itu, buatku papa tipe pembelajar dan pekerja keras. dan tentu saja supel dilihat dari jumlah temannya yang buanyak itu. Banyak koleksi buku di rumah kami, terutama tentang bung Karno. Bahkan kami sekelurga 2 x berziarah ke makan bung karno di Blitar. Aku juga menemukan Buku Berfikir dan Berjiwa Besar edisi I di dalam koleksi beliau, ini pun baru kusadari setelah aku lulus kuliah, pada saat aku aktif di MLM dan baru tau tentang betapa luar biasanya buku tersebut.

Kenapa kusebut pekerja keras? kalau tidak pekerja keras, beliau tidak akan meninggalkan warisan yang lumayan banyak, yang Alhamdulillah masih bisa dinikmati oleh cucu atau bahkan cicit beliau nanti. Itupun banyak yang hilang karena mama tidak tau persis surat2 dan letak tanahnya sehingga ada beberapa yang di klaim oleh orang lain. Diantara tanah-tanah tersebut ada beberapa yang di beli beliau untuk tujuan tertentu yang belum kesampaian. Ada tanah dengan danau yang menurut yang menjual, papa ingin membuat pemancingan di sana. ada tanah bukit yang luas sekali dengan pemandangan yang indah, yang katanya beliau ingin membuat sirkuit motor cros disana. Mama juga pernah bercerita papa bercita-cita mendirikan Panti Asuhan. Beliau memang dikenal oleh sahabat-sahabatnya hatinya paling mudah kasihan dengan orang. Pernah menurut cerita di warung kopi, tempat papa dan teman-temannya berkumpul, ada pemuda yang berbuat onar, awalnya beliau marah-marah, tapi setelah tau dia anak yatim, papa langsung diam. Kalau ada anak yatim papa selalu memberi uang. Bukan hanya dengan anak yatim, menurut cerita yang kudengar, papa boros sekali kalau memberi orang. uang atau barang. Beliau gampang sekali bagi-bagi uang pada siapa saja, mungkin itu juga salah satu alasan banyak yang merasa dekat dengan beliau karena pernah di tolong .Seingatku 2 kali beliau ingin mengangkat anak, pertama di jogja. Anak teman mama, anak yatim, namanya Mbak Reni diangkat anak dengan membiayai sekolahnya. trus di belitung pernah ada bayi yang akan diangkat anak, laki-laki,mama sudah bicarakan dengan kami, tapi kemudian tidak jadi. Kalau tidak salah, ibunya batal memberikan.

Pernah papa mau sehat, jadi jalan pagi. Tapi baru keluar gerbang rumah langsung ada yang menawarkan tumpangan pada beliau. Dikiranya lagi gak ada motor mungkin, ya papa naik juga akhirnya. Seingatku papa paling suka mengajak kami jalan-jalan sore. Dan disaat pergi dengan beliau, siapapun dijalan pasti menegur beliau. Tidak ada yang tidak kenal dengan beliau. Lucunya lagi, kami pernah kena razia motor, tapi pas ada yang tau kami anak papa, langsung di bebaskan, padahal itu terjadi setelah papa meninggal. Pada saat aku kuliah aku mengurus KTP dan SIM di Belitung, setiap orang yang membaca namaku lyang berujung Uktolseja langsung memberi kemudahan sambil mereka bercerita tentang kenangan bersama papa. Padahal itu di Tangjung Pandan bukan di Manggar. Sepertinya semua orang merasa dekat dengan papa, semua orang selalu mengatakan mereka sahabat papa. Aku dulu menganggapnya hal biasa, tetapi setelah aku dewasa aku mulai berfikir bahwa untuk menjadi seperti beliau ternyata tidak semua orang bisa. Tidak banyak yang seperti itu. Dan aku amat sangat bangga menjadi salah satu putri beliau. i love u papa...

0 komentar:

Posting Komentar